Rasanya tidak berlebihan jika saya
menulis judul di atas untuk disematkan pada musisi sekelas Jim Morrison. Sayangnya,
tidak banyak orang tahu siapa Jim Morrison terlebih jika mereka tak pernah
mendengar musik The Doors. Terlebih lagi jika mereka itu perempuan.
Rata-rata yang mengidolakan Morrison
dan menyukai lagu-lagu The Doors adalah kaum adam. Jadi ketika ada perempuan,
berjilbab pula (dalam hal ini adalah saya) mengidolakan Morrison dan menyukai
lagu-lagu The Doors, pasti dikomentari “Jarang-jarang ada gadis suka Morrison
dan lagu-lagu The doors.” Saya paham karena sebagian besar lagu-lagu The
Doors sarat dengan pemberontakan yang memang tidak identik dengan perempuan,
apalagi berjilbab. Ditambah lagi dengan sisi gelap kehidupan Morrison yang
doyan main perempuan, memakai narkoba, minum alkohol berlebihan, dan aksi brutal-brutal
lainnya. Laki banget pokoknya. alih-alih membencinya, saya justru mengidolakannya.
Oke kembali ke tema awal tulisan.
Bagi yang menggemari kaos-kaos vintage
pasti mengenali wajah Morrison. Ya ia memang kerap menjadi salah satu vintage
icon setelah cover album Abbey Road dari The Beatles. Vokalis eksentrik
dengan nama lengkap James Douglas Morrison ini adalah salah satu dari 100
penyanyi terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stone. Ia tak hanya mahir
dalam bernyanyi dan mencipta lagu, tetapi juga seorang penyair produktif,
seorang pemain teater, sineas, dan aktor.
Meski sudah meninggal lebih dari 44
tahun lalu, tetapi popularitas Morrison tidak berkurang. Kharisma dan pengaruh
musikalnya melekat serta menjadi inspirasi bagi pemusik sesudahnya. Morrison menjadi
idola bagi generasi berikutnya. Ia memang layak menjadi legenda. Jarang ada
musisi segenius Morrison yang bisa melakukan banyak hal tidak hanya dalam
bermusik tetapi juga ia adalah seorang yang rakus membaca buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar