Selama kedua tangan saya masih berfungsi dengan baik,
sebanyak apapun cucian, saya tidak akan menggunakan mesin cuci.
Kalimat di atas adalah semacam
janji untuk diri sendiri ketika kehidupan menawarkan kemudahan kegiatan mencuci dalam bentuk
mesin. Orang-orang sekitar suka gemas terhadap saya karena mencuci masih
menggunakan tangan,“Ribet amat sih hidupmu. Hari gini masih nyuci pake
tangan.” Begitu komentarnya. Terlepas dari saya yang memang konservatif, saya
masih beranggapan mencuci menggunakan tangan itu bisa lebih bersih.
Dari segi menghemat waktu mungkin
mesin cuci bisa menjadi solusi, tetapi dari segi menjaga kualitas pakaian, saya
harus berpikir ulang untuk mulai menggunakannya. Sering saya mendengar keluhan dari orang yang mencuci menggunakan
mesin. Inti keluhannya mengerucut pada satu kesimpulan: pakaian jadi cepat
rusak.. Akan selalu ada harga yang harus dibayar dari setiap kemudahan yang
ditawarkan: penghematan yang justru berujung pada pemborosan.
Namun, hujan yang mengguyur kota
Bandung dengan intensitas yang cukup sering akhir-akhir ini membuat jemuran pakaian menjadi lama
keringnya. Mau tidak mau, suka
tidak suka saya pun menyerah pada benda bernama mesin cuci. Untuk kali pertama, hari ini saya menggunakan
mesin cuci. Catat!!! Hanya
untuk mengeringkan bukan mencuci!! Itu pun hanya pakaian yang bermaterial tebal. Kalau semacam kaos-kaos
bermaterial jersey, haram hukumnya untuk dikeringkan menggunakan mesin.
Jadi, saya tidak mengkhianati janji saya
untuk tetap mencuci dengan tangan, kan? Hahaha...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar