Kamis, 14 April 2016

Hal yang Luput dari Penciptaan Teknologi

Selama kedua  tangan saya masih berfungsi dengan baik, sebanyak apapun cucian, saya tidak akan menggunakan mesin cuci.

Kalimat di atas adalah semacam janji untuk diri sendiri ketika kehidupan menawarkan kemudahan kegiatan mencuci dalam bentuk mesin. Orang-orang sekitar suka gemas terhadap saya karena mencuci masih menggunakan tangan,“Ribet amat sih hidupmu. Hari gini masih nyuci pake tangan.” Begitu komentarnya. Terlepas dari saya yang memang konservatif, saya masih beranggapan mencuci menggunakan tangan itu bisa lebih bersih.

Dari segi menghemat waktu mungkin mesin cuci bisa menjadi solusi, tetapi dari segi menjaga kualitas pakaian, saya harus berpikir ulang untuk mulai menggunakannya. Sering saya mendengar keluhan dari orang yang mencuci menggunakan mesin. Inti keluhannya mengerucut pada satu kesimpulan: pakaian jadi cepat rusak.. Akan selalu ada harga yang harus dibayar dari setiap kemudahan yang ditawarkan: penghematan yang justru berujung pada pemborosan.

Namun, hujan yang mengguyur kota Bandung dengan intensitas yang cukup sering akhir-akhir ini membuat jemuran pakaian menjadi lama keringnya. Mau tidak mau, suka tidak suka saya pun menyerah pada benda bernama mesin cuci. Untuk kali pertama, hari ini saya menggunakan mesin cuci. Catat!!! Hanya untuk mengeringkan bukan mencuci!! Itu pun hanya pakaian yang bermaterial tebal. Kalau semacam kaos-kaos bermaterial jersey, haram hukumnya untuk dikeringkan menggunakan mesin.


Jadi, saya tidak mengkhianati janji saya untuk tetap mencuci dengan tangan, kan? Hahaha...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar