Kenapa memilih olahraga lari dari
sekian banyak jenis olahraga? Jawabannya karena olahraga lari itu simpel,
praktis, dan mudah dilakukan jika memiliki niat yang kuat. Lebih dari itu,
olahraga lari merupakan olahraga paling egaliter karena bisa diikuti oleh siapa
aja, dari kalangan manapun tanpa pandang bulu. Semua orang bisa berlari.
Terlepas dari semua alasan yang
dituliskan di atas, satu hal yang membuat saya memilih lari sebagai olahraga
juga passion (re: bukan tren) adalah film Forest Gump yang dibintangi oleh Tom
Hank. Film produksi tahun 1994 ini telah menginspirasi saya untuk mulai
menggemari olahraga lari pada tahun 2000. Saat itu saya berpikir Forest Gump
saja yang memiliki keterbatasan mampu berlari secepat angin, saya yang sehat
jasmani pun pasti mampu.
Olahraga lari minimal saya
lakukan 3 kali dalam seminggu. Jadwalnya selang sehari. Jika dulu ketika masih
sekolah dan kuliah dilakukan di pagi hari maka ketika sudah bekerja waktunya pindah
menjadi sore hari. Ada saja komentar-komentar lucu ketika saya rajin olahraga
(lari), seperti “ngapain sih kamu lari, orang udah kurus gitu.” Memang motivasi
terbesar orang berolahraga adalah ingin cepat kurus. Berhubung badan saya sudah
kurus, jadi motivasi saya olahraga ya biar sehat saja. Sehabis lari pikiran
saya menjadi lebih fresh, fisik menjadi bugar, dan tidur nyenyak.
Akhir-akhir ini fenomena lari sedang
mewabah di Indonesia. Berbondong-bondong event lari diadakan, mulai dari
lari jarak menengah, jarak jauh, marathon, bahkan yang tergolong radikal, yaitu
ultra marathon. Olahraga lari kini sedang menjadi tren yang gila-gilaan: tren
yang didukung oleh munculnya sepatu atau apparel lari berwarna-warni dengan
desain yang keren-keren.
Seru sih. Saya pun pernah beberapa kali ikut race. Bukan, bukan untuk mengikuti tren. Saya hanya ingin mengukur
speed dan endurance tubuh sendiri saja. Selebihnya saya ini cuma pelari
rekreasional bukan pelari pro yang tidak akan memaksakan diri dan menggadaikan kemampuan tubuhnya
hanya untuk mengikuti tren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar